Cepuin Kepribadian Seseorang dari Caranya Menghadapi Lampu Merah

Anak Pak'e Buk'e
3 min readDec 20, 2022

--

Lampu Merah depan Pemda Klaten

Motoran bisa menjadi hal terasik. Apalagi, kondisi hati galau ditemani hujan mengitari ring-road di Jogja, sungguh melegakan -sebelum BBM naik lho ya, kalau sekarang yaa tambah mumet, boros soalnya-.

Dalam perjalanan berkendara, pindah dari satu tempat ke tempat yang lain mengharuskan kita memilih dua opsi yaitu melalui jalan desa, dan jalan raya. Semua dikembalikan pada kepercayaan masing-masing.

Tempat tujuan pengendara sepeda motor, bisa dianalogikan tujuan hidup. Ada berbagai jalan yang menjadi pilihan untuk kita tempuh. Layaknya pepatah lama, ada seribu jalan menuju roma.

Ada yang memilih jalan desa untuk cari jalan tikus yang lebih cepat, tapi berlubang dan banyak tikungan. Sementara yang ingin lebih simple pilih jalan raya aja, tinggal lurus meskipun banyak lampu merahnya.

Berbicara tentang lampu merah, ini merupakan hal yang paling hiiiihhhhhh banget yang mengganggu perjalanan berkendara apalagi sedang mengejar waktu, ya gais ya.

Tapi apa boleh buat, adanya lampu merah tersebut untuk mengatur agar lalu lintas saling berjalan lancar dan tidak membahayakan.

Udah, daripada terus menyalahkan kemacetan yang seharusnya bisa dihindari, saya punya yang pasti, tips mengatasi kegabutan daripada berdiam diri menunggu lampu ijo. Bisa kawan pembaca gunakan untuk menganalisis kepribadian seseorang dilihat dari caranya menghadapi lampu merah, khusus pengendara sepeda motor merapat. Cekidot.

Pertama, daripada berdiam diri dan membiarkan waktu berjalan sia-sia ada pengendara yang memanfaatkan waktu tersebut untuk melakukan hal kecil simple yang ia butuhkan. Biasanya orang ini sudah mengintai lampu merah dari jarak kejauhan, ia ingin segera berhenti karena ingin segera melancarkan misinya dan minggir di tepi jalan, atau cari pohon rindang untuk berlindung dari teriknya siang hari.

Mindset ini muncul karena engga mau berhenti kalau tidak di lampu merah. Apa aja hal itu? makan cilok, masang headseat dengerin lagu biar ga ngantuk, pap ayang biar ga kangen, dan hal kecil lainnya. Jangan ditertawakan gais, orang macam ini termasuk orang yang multi-tasking yang tak ingin waktunya terbuang sia-sia hanya menunggu lampu hijau menyala.

Kedua, manusia yang memilih let’s it flow yaudah, diminta berhenti ya berhenti. Diam aja, itung-itung istirahat sembari menggerepek punggung yang mulai kaku, merasakan semilir dan sengatan matahari sembari merenungi hidup dan mensyukuri hidup masih bisa motoran keluar rumah. Biasanya orang ini merupakan pribadi yang punya manajemen waktu yang baik, tidak ingin mengejar waktu, karena ia sudah memperkirakan sebelum keberangkatan.

Ketiga, pengendara ter-nyeleneh jatuh kepada pengendara yang sewaktu lampu merah berada di persimpangan ia yang seharusnya tujuannya jalan lurus, ia malah ambil kiri. Lho, mau kemana? Yaa biar tetap jalan terus. Setelah belok kiri ia puter balik dan kembali ke tujuan awal. Pengendara ini bisa dibilang cerdik, atau licik? Yaa beda tipis kita doakan saja semoga selalu selamat dan tidak membahayakan siapapun.

Keempat, kayaknya pengendara jenis keempat ini menganggap lampu merah adalah awal start dari ajang balapan. Makanya ia mengincar bahkan mencuri start harus paling depan. Pengendara ini mengupayakan segala cara dengan menyelip-nyelip dengan lihainya di antara kemacetan.

Caranya menyelip pun ada dua macam, kebanyakan memilih jalur paling kiri yang tidak berisiko dan lebih sederhana lika-likunya, agak lebaran juga. Pengendara model ini masuk dalam kepribadian seorang yang ambisius tapi masih agak takut-takut ambil risiko yang ada. Jatuhnya setengah-setengah pula, ya ges yaa..

Cara menyelip satu lagi yaitu pengendara motor yang ambil jalur tengah di antara sela mobil-mobil. Sela yang cukup sempit ini memicu adrenalin dan kepercayaan diri. Bisa dianalogikan ia cukup bijak dalam pengendalian gas, rem dan prediksi peluang. Cukup itu sih, biasanya cowok cool yang dengan lihainya di antara mobil tanpa takut sedikitpun meleset. Ini merupakan kasta tertinggi dalam per-lampu-merahan.

Bisa empat model pengendara ini Pembaca gunakan untuk lebih memahami kawan, orang-oranag, atau menyeleksi pacar. Lampu merah ditambah kemacetan sangat menguji kesabaran, dari sinilah karakter seseorang bermunculan.

Kalau Pembaca tipe pengendara yang mana?

Selamat mencoba!

--

--

Anak Pak'e Buk'e
Anak Pak'e Buk'e

Written by Anak Pak'e Buk'e

0 Followers

Mending Nulis, daripada Nangis

No responses yet